Tak gendong, kemana-mana. Tak gendong, kemana-mana. Enak to? Mantap to?
ITULAH sepenggal lirik berjudul Tak Gendong milik Mbah Surip yang kini akrab di telinga masyarakat. Tak hanya kalangan muda saja yang menyukai lagu ini. Syair lagu berirama reggae dengan syair lucu itu juga banyak dihafal kaum tua dan bahkan anak-anak.
Memang, syair lagu yang dibuat Mbah Surip ini tergolong easy listening. Selain tak terlalu panjang menulis syairnya, juga kata-kata khas lucu yang muncul dalam lagu itu. Apalagi dengan tawa khas "Ha...ha... ha..." yang disuarakan lantang tanpa beban oleh penyanyinya. Bisa dibilang, lagu Mbah Surip ini benar-benar lagu yang menghibur.
Lantas bagaimana latar belakang penyanyi dengan tampilan rambut gimbal ala Bob Marley itu. Seputar Indonesia mencoba melacaknya di kampung halaman Mbah Surip di Gang Buntu, Kelurahan/Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Di tempat itulah tercatat rekam jejak Mbah Surip jauh sebelum ia terkenal. Menjadi seorang yang memiliki keunikan dalam penampilan, sikap dan kepribadian.
Mbah Surip dilahirkan di sebuah rumah kecil dengan ukuran 3 X 12 meter. Di rumah sederhana di antara gang sempit itulah, pria yang memiliki nama asli Urip Akhmad Riyanto itu dilahirkan. Di rumah itu, tampak dua perempuan, Suharti dan Mbah Semi, saudara kandung Mbah Surip.
Suharti, adik kandung Mbah Surip lantas membeber latarbelakang kakaknya ketika masih remaja. Mulai menginjak SMP, Mbah Surip memang bergelut di dunia tarik suara. Juga hobinya yang tak pernah berhenti mencipta lagu dengan lirik unik dan lucu. "Setiap hari kerjaannya cangkrukan dan membuat lagu. Beberapa diantaranya sempat tenar di kota ini," tutur Suharti.
Karena dalam kondisi himpitan ekonomi kelurganya, Mbah Surip berupaya untuk bisa menyalurkan bakat membuat lagunya itu. Meski tak mampu membeli sebuah gitar, namun Mbah Surip tak kehilangan akal. Dibuatnya gitar sederhana yang kemana-mana dia bawa.
"Gitarnya kotak. Tapi dengan gitar itulah dia membuat lagu," kenangnya sembari menyebut jika gitar unik itu sempat hilang saat Mbah Surip tidur di salah satu masjid di kampungnya.
Sejak kecil, Mbah Surip memang memiliki kepribadian yang menyenangkan dan suka membuat orang tertawa. Sejak dulu, pria yang menuntaskan pendidikannya di Unijaya Mojokerto itu khas dengan tawanya yang lebar, seperti yang terdengar dalam syair lagu Tak Gendong. "Tak pernah susah. Hidup ini dijalaninya dengan senyum dan tertawa," tukasnya.
Selain rutinitas mencipta lagu, Mbah Surip juga memikirkan kebutuhan hidupnya. Pekerjaan apapun kata Suharti, pernah dijalani kakaknya itu. Mulai dari tukang las hingga menjadi makelar karcis biskop.
"Dia tak pernah malu meski kerja apa saja. Yang penting halal, seperti syair salah satu lagu yang ia ciptakan pada masa lengsernya Presiden Soeharto waktu itu," terangnya.
Dia juga menceritakan pada saat Mbah Surip berpamitan pergi merantau ke Jakarta sekitar tahun 1979 lampau. Setelah sukses, Mbah Surip juga masih kerap mengunjungi kampung halamannya itu.
Bahkan kata dia, setiap berkunjung ke Jatim, Mbah Surip selalu menyempatkan tidur di rumah milik orang tuanya yang kini tak berpenghuni itu. "Dia pernah telpon dan menjanjikan akan beli helikopter second tanpa kitiran. Ya begitu, selalu saja dengan nada guyon," ungkapnya menceritakan perbincangannya dengan Mbah Surip beberapa waktu lalu.
Satu hal yang membuat ia dan enam saudara kandung Mbah Surip lainnya kagum. Mbah Surip menjadi sosok yang mudah menolong. Bahkan saat inipun, ketenaran Mbah Surip tak menampakkan perubahan ekonominya. "Dia gampang memberikan sesuatu kepada orang lain. Meski itu berharga," tukasnya.
Kenangan indah juga diungkapkan Bambang Cahyono, pria yang pernah menjalani masa susah bersama Mbah Surip. Bambang pernah menjadi gitaran yang selalu tampil dengan Mbah Surip dalam setiap momen panggung.
"Tampilannya selalu lucu. Kadang-kadang saya malu sendiri," ungkap Bambang bernostalgia.
Namun, sosok Mbah Surip memang tinggi di matanya. Selain mudah bergaul, juga konsisten dengan bidang seni yang dijalani. "Beberapa waktu lalu dia pulang ke rumah ini. Dan sempat cangkrukan (nongkrong) di pangkalan becak di depan gang. Dia tetap seperti dulu," tukasnya bangga melihat teman seperjuangannya yang kini banyak dikenal saentaro nusantara itu.
Kasus Bank Century yang kian hangat
14 tahun yang lalu
Jual Berbagai Macam Obat Bius, Obat Bius Cair, Obat Bius Hirup, Obat Bius Serbuk, Obat Bius Suntik, Obat Bius Hewan, Obat Bius Spray, Obat Tidur Cair, Obat Insomnia, Obat Anti Depresan, Obat Penenang, Obat Bius Pria dan Wanita, Obat Perangsang Pria dan Wanita Murah .
BalasHapusInfo Lebih Lengkap Silahkan Kunjungi Website Kami :
www.jualobatpenenangdiapotik.blogspot.in